Postingan

LAMPUNG dikenal dengan sebutan “Sai Bumi Khua Jukhai”, secara Bahasa artinya Satu Bumi Dua Cabang. Sedangkan berdasarkan Makna yaitu “Sai Bumi (satu Bumi)” bermakna suku bangsa yang mendiami satu wilayah yang berasal dari keturunan yang sama, dan “Khua Jukhai (Dua Cabang)” bermakna dua jenis adat istiadat yang dikenal di masyarakat. Dari semboyan diatas kita mengenal dua adat istiadat yang ada di masyarakat Lampung yaitu Sai Batin dan Pepadun. “Sai Batin” berarti Satu Penguasa (Raja) sedangkan “Pepadun” berarti Tempat Duduk Penobatan Penguasa. Adat pepadun didirikan sekitar abad ke-16 pada zaman kesultanan Banten. Pada mulanya terdiri dari 12 kebuaian (Abung Siwo Mego dan Pubian Telu Suku), kemudian ditambah 12 kebuaian lain yaitu Mego Pak Tulang Bawang, Buay Lima Way Kanan dan Sungkai Bunga Mayang (3 Buay) sehingga menjadi 24 kebuaian. Adat Pepadun dipakai oleh masyarakat adat Abung Siwo Mego, Mego Pak Tulang Bawang, Pubian Telu Suku, Buay Lima Way Kanan dan Sungkai Bunga Mayang.
Masyarakat adat Lampung Pepadun adalah salah satu dari dua kelompok adat besar dalam masyarakat Lampung. Masyarakat ini mendiami daerah pedalaman atau daerah dataran tinggi Lampung. Berdasarkan sejarah perkembangannya, masyarakat Pepadun awalnya berkembang di daerah Abung, Way Kanan, dan Way Seputih (Pubian). Kelompok adat ini memiliki kekhasan dalam hal tatanan masyarakat dan tradisi yang berlangsung dalam masyarakat secara turun temurun. Masyarakat Pepadun menganut sistem kekerabatan patrilineal yang mengikuti garis keturunan bapak. Dalam suatu keluarga, kedudukan adat tertinggi berada pada anak laki-laki tertua dari keturunan tertua, yang disebut “Penyimbang”. Gelar Penyimbang ini sangat dihormati dalam adat Pepadun karena menjadi penentu dalam proses pengambilan keputusan. Status kepemimpinan adat ini akan diturunkan kepada anak laki-laki tertua dari Penyimbang, dan seperti itu seterusnya. Berbeda dengan Saibatin yang memiliki budaya kebangsawanan yang kuat, Pepadun cenderung b
Masyarakat Adat Lampung Saibatin Tradisi   Lampung Suku Saibatin mendiami daerah pesisir Lampung yang membentang dari timur, selatan, hingga barat. Wilayah persebaran Suku Saibatin mencakup Lampung Timur, Lampung Selatan, Bandar Lampung, Pesawaran, Tanggamus, dan Lampung Barat. Seperti juga Suku Pepadun, Suku Saibatin atau Peminggir menganut sistem kekerabatan patrilineal atau mengikuti garis keturunan ayah. Meski demikian, Suku Saibatin memiliki kekhasan dalam hal tatanan masyarakat dan tradisi. “Saibatin” bermakna satu batin atau memiliki satu junjungan. Hal ini sesuai dengan tatanan sosial dalam Suku Saibatin, hanya ada satu raja adat dalam setiap generasi kepemimpinan. Budaya Suku Saibatin cenderung bersifat aristokratis karena kedudukan adat hanya dapat diwariskan melalui garis keturunan. Tidak seperti Suku Pepadun, tidak ada upacara tertentu yang dapat mengubah status sosial seseorang dalam masyarakat. Ciri lain dari Suku Saibatin dapat dilihat dari perangkat yang digunaka
Asal usul Asal-usul  ulun Lampung  (orang Lampung) erat kaitannya dengan istilah Lampung sendiri. Pada abad ke VII orang di negeri Cina sudah membicarakan suatu wilayah didaerah Selatan (Namphang) dimana terdapat kerajaan yang disebut Tolang Pohwang, To berarti orang dan Lang Pohwang adalah Lampung. nama Tolang, Po’hwang berarti “orang Lampung” atau “utusan dari Lampung” yang datang dari negeri Cina sampai abad ke 7.Terdapat bukti kuat bahwa Lampung merupakan bagian dari Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di Jambi dan menguasai sebagian wilayah Asia Tenggara termasuk Lampung dan berjaya hingga abad ke-11. Dalam kronik  Tai-ping-huan-yu-chi  dari abad kelima Masehi, disebutkan nama-nama negeri di kawasan  Nan-hai  (“Laut Selatan”), antara lain dua buah negeri yang disebutkan berurutan:  To-lang  dan  Po-hwang . Negeri To-lang hanya disebut satu kali, tetapi negeri Po-hwang cukup banyak disebut, sebab negeri ini mengirimkan utusan ke negeri Cina tahun 442, 449, 451, 459, 464 dan 466.
Gambar
A.Masyarakat adat Lampung Pepadun Masyarakat beradat Pepadun terdiri dari: 1. Abung Siwo Mego (Unyai, Unyi, Subing, Uban, Anak Tuha, Kunang, Beliyuk, Selagai, Nyerupa) Masyarakat Abung mendiami tujuh wilayah adat: Kotabumi, Seputih Timur, Sukadana, Labuhan   Maringgai, Jabung, Gunung Sugih, dan Terbanggi. 2. Mego Pak Tulangbawang (Puyang Umpu, Puyang Bulan, Puyang Aji, Puyang Tegamoan) Masyarakat Tulangbawang mendiami empat wilayah adat: Menggala, Mesuji, Panaragan, dan   Wiralaga. 3. Pubian Telu Suku (Minak Patih Tuha atau Suku Manyarakat, Minak Demang Lanca atau Suku        Tambapupus, Minak Handak, Hulu atau Suku Bukujadi). Masyarakat Pubian mendiami delapan wilayah adat: Tanjungkarang, Balau, Bukujadi, Tegineneng, Seputih Barat, Padang Ratu, Gedungtataan, dan Pugung.Sungkay-WayKanan Buay Lima (Pemuka, Bahuga, Semenguk, Baradatu, Barasakti, yaitu lima keturunan Raja Tijang Jungur) 4. Masyarakat Sungkay-WayKanan mendiami sembilan wilayah adat: Negeri Besar, Ketapang, Pakuan Ratu
Gambar
2. Tempoyak Nah, kalau tadi makan seruit kan pakai tempoyak tuh, tapi kamu tahu nggak apa itu tempoyak? Tempoyak merupakan makanan yang terbuat dari durian yang difermentasi, biasanya dikonsumsi sebagai teman makan nasi. Kalau kamu mau memakan langsung tempoyak tanpa nasi juga bisa lho. Tapi hal ini jarang banget, soalnya rasa asam dari tempoyak dan aromanya yang begitu menyengat. Rasa tempoyak adalah asam, kayak rasa yoghurt gitu. Rasa asam ini didapat dari proses fermentasi durian. Tempoyak nggak cuma terkenal di Lampung saja, tapi juga di Palembang dan Kalimantan. Bahkan, di Malaysia juga lho. 3. Kemplang Udah pernah nyobain makanan yang rasanya kriuk-kriuk yang bahannya dari ikan nggak? Ternyata di Lampung ada tuh makanan kayak gitu, namanya kemplang. Sebenernya makanan ini nggak cuma ada di Lampung sih, di daerah sekitar Lampung pun kamu juga mudah menemukan kemplang. Kemplang ini agak sedikit berbeda dengan kerupuk kebanyakan lho. Untuk mematangkan kemplang
Gambar
Menjalani pola hidup sehat dapat membuat Anda terhindar dari risiko terkena penyakit jantung dan mengurangi risiko kematian akibat penyakit jantung. Salah satunya adalah dengan cara memulai kebiasaan mengonsumsi  makanan sehat  untuk jantung. Yang pertama adalah dengan menghindari makanan siap saji dan serba instan karena dapat memperbesar risiko terkena berbagai macam penyakit yang berbahaya, salah satunya adalah penyumbatan saluran darah yang dapat berujung kepada serangan jantung. Selain berkalori tinggi, makanan siap saji umumnya mengandung kadar garam yang tinggi, sehingga dapat menyebabkan hipertensi.